Ilma Hidayati Purnomo

Cara Menjadi Bloger yang Baik

Hai! Di postingan pertama blog ini, ada baiknya aku perkenalan dulu. Namaku Ilma, ingin dikenal sebagai Mama Razin. Aku adalah ibu dua anak laki-laki, yang pertama usia 3 tahun (Razin) dan yang kedua usia 9 bulan. Saat ini kami tinggal di Chicago, Amerika Serikat, karena suamiku lagi menempuh jalur pendidikan S3 di sini. Melalui blog ini, aku ingin cerita banyak hal mengenai tinggal di luar negri, parenting, dan pengalaman bermanfaat lainnya. Di sini aku ingin berbagi sedikit tentang menjadi bloger yang baik.

Ilma H Purnomo dikenal Mama Razin
Ya, itulah tampak belakangku wkwk


Saat ini aku sedang menjalani penggemblengan menjadi seorang bloger yang baik di sebuah coaching event yang kece, yaitu Blogspedia Cocahing for Newbie. Materi pertama Blogspedia Coaching Batch 2 ini beneran bikin aku bergidik. Kalau dihitung sejak pertama kali buat akun blogspot, udah 13 tahun berkecimpung di dunia blogging. Tapi, aku gak pernah memperhatikan hal-hal ini dalam ngeblog. Gara-gara inilah aku merasa aku bukan bloger yang baik. 

Yang pertama menjawab pertanyaan "Big Why" terjun ke dunia blogging. Tahun 2008 itu aku duduk di kelas 2 SMP. Salah satu materi TIK saat itu adalah membuat blog di Joomla. Terus aku iseng belajar sendiri buat blog di Blogspot. Wes, isi blognya campur aduk, ngawur, isinya curhat, bales komentar mantan. Alamakkk... 

Aku seneng nulis soalnya aku gak jago ngomong. Sejak SMP, kalau orang lain males dengerin guru ngajar bakal bikin coretan-coretan atau gambar-gambar di halaman terakhir buku tulis, aku suka bikin tulisan. Apa aja, tentang cinta monyet lah, imajinasi yang mengada-ada, apapun. Jadi ya, daripada ntar malah ketauan guru atau ortu pas inspeksi buku, mending di blog. Ortu dan guru gak bakal tau kecuali mereka iseng nyari di Google.

Well, ini juga yang bisa dibilang membuatku jadi anak yang mengabaikan nasihat ortu. Pasalnya, orang tuaku adalah tipe orang "serba rahasia". Aku gak boleh umbar cerita pribadi ke ranah umum. Pokoknya gak ada cerita pribadi yang keluar dari pintu rumah, atau kalau zaman sekarang, bisa dibaca orang. Seriusan deh, sesimpel aku mau cerita tentang kegagalanku ikut lomba, misalnya. Itu tuh gak boleh. Katanya, ntar kalau temen atau saudara baca, bisa ditanya-tanya, bikin stress. Padahal aku kan cuma ingin berbagi. Syukur-syukur kalau ada pelajaran hidup yang bisa dipetik sama orang lain yang baca. Yah, gitu lah. Makanya aku sembunyi-sembunyi juga main blog dan medsosnya. Biar gak dideteksi ortu dan diaudit.

Pada akhirnya aku memang cukup aktif di media sosial hehe. Dari yang awalnya malu-malu menampakkan diri, cuma tulisan doang, melipir-melipir mulai setor wajah di medsos, sampai akhirnya ada videoku full menampakkan wajah. Silakan tonton video kami yang bermanfaat dan menghibur di channel YouTube: Razin dan Zayn.

Sebetulnya ada campur tangan suami juga dalam aktifnya aku mengelola medsos. Di awal pernikahan, sepertinya suami sudah mulai mengendus kesenanganku dalam dunia tulis menulis. Beliau juga lah yang memperkenalkanku dengan Medium, sebuah platform blogging. Suamiku ini orang yang sangat giat berusaha menjadi manusia yang menebar manfaat. Salah satu caranya ya, berbagi pengalaman bermanfaat dengan menulisnya dan menyebarkannya. Mudah-mudahan ada pelajaran hidup yang bisa dipetik dari cerita yang aku tulis.

Oke, sejauh ini aku cerita, belum menyenggol masalah cara menjadi bloger yang baik, ya? Wkwk, sebab, menjadi bloger itu semacam memilih jalan hidup. Mungkin seperti akhirnya memutuskan menikah dengan seseorang dan punya anak. Well, blog juga menurutku mirip dengan anak. Setelah kita buat blog, apakah blog itu akan terbengkalai begitu aja? Jangan dong, ya! Harus dirawat, dipercantik, dididik, dan banyak di-di lainnya. Nah, makanya yang harus diperkuat adalah alasan kenapa akhirnya jadi ngeblog. Buat aku pribadi, ini adalah hasil perbincangan aku dengan diriku sendiri.

Barangkali beginilah percakapanku dengan batinku soal memutuskan akhirnya ngeblog.

T: "Oke, jadi kenapa kamu suka ngeblog?"

J: "Umm, karena aku suka nulis."

T: "Kalau suka nulis, mah nulis we di kertas!"

J: "Di kertas mah ga rapi."

T: "Ya, sok di Microsoft Word. Rapi, kan?"

J: "Cuma aku doang yang bisa baca, dong?"

T: "Submit ke penerbit. Kan sekarang banyak penerbit indie yang pasti terbit."

J: "Iyaa, tapi bayar biaya penerbitan lah, banyak biayanya. Males ribet."

T: "Yo wes, biar dibaca orang, posting aja di medsos: Facebook, Twitter, atau Instagram aja!"

J: "Duh di sana tuh, kadang orang yang baca gak dapet konteksnya. Kalau di Facebook, orang bakal liat profil yang nulis, baru menerima tulisanku. Lagian kalau mau nyari tulisan lama, kudu ngescroll. Kalau di twitter, ribet. Bakal jadi thread gitu, kan. Kalau di Instagram, karena basisnya gambar, orang bakal liat gambarnya dulu. Lagi-lagi, orang bakalan kehilangan konteks tulisannya. Biasanya bakal nuduh sombong, riya, dsb duluan sebelum baca tulisannya. Aku mau bebas dari semua itu!"

T: "Jadi, itu alasan ngeblog?"

J: "Yaa semua itu lah. Aku suka nulis. Aku ingin tulisanku ada yang baca dan mudah-mudahan tulisanku bermanfaat bagi orang lain. Gitu aja sih."

T: "Dari blog bisa dapet uang, loh. Kami ga tertarik?"

J: "Oh iya, emang bisa. Tapi aslinya aku ga tertarik haha. Inget kan pernah punya tulisan di Medium yang ngehits banget, judulnya "Ditolak Visa Schengen. Duh!"? View artikel itu doang sehari bisa 60an, di zamannya. Dan sempet page one, paling atas di pencarian Google. View semua artikel harian bisa 300an. Aku dulu seneng. Tapi sekarang baru nyadar harusnya aku buangga banget bisa kayak gitu. Haha. Ada yang nyaranin juga biar berbayar, jadi aku dapet pemasukan. Tapi aku nolak sarannya. Aku seneng tulisanku bermanfaat. Aku pingin ada yang aku tinggalkan setelah aku meninggal. Mudah-mudahan tulisan yang bermanfaat jadi amal buat aku juga."

Stats artikel Medium
Stats artikel dengan view paling banyak pada jamannya (April 2018)

 

Stats bulanan Medium
Stats bulanan keseluruhan artikel bulan April 2018
Kalau liat Statsnya berasa blogger sungguhan. Haha. Silakan cek akun Mediumku juga, ya. Meskipun jarang update, tapi kalau ada yang komen insya Allah tetep aku balas, kok.

Baiklah, Sebetulnya aku harus buat pengakuan dulu, nih. Aku (belum) jadi seorang bloger yang baik. Tapi, dari materi Blogspedia Coaching Batch 2, aku sekarang tahu teorinya menjadi bloger yang baik. Kenapa aku belum? Karena selama ini aku belum mempraktekkan dua hal: adab bloger yang baik dan manajemen waktu ngurus blog.

Sejatinya, ngeblog itu bukan asal tulis sesuatu terus kita posting. Ada komunikasi dengan pembaca melalui komentar, bersosialisasi dengan pengguna bloger lainnya baik di komunitas ataupun even, juga berkomunikasi dengan klien. Tidak jarang kita temukan konflik dengan orang lain di blog kita. Entah mendapat komentar tidak enak, salah paham, dihujat haters, atau kena spam. Wah, aku belum sampai ke tahap bisa menangani masalah-masalah itu. 

Setidaknya ada tujuh adab bloger yang harus diperhatikan.

  1. Adab bloger terhadap blognya
    • Bermanfaat
    • Mau terus belajar
    • Rajin update
    • Kalau buat artikel: punya sentuhan pribadi, gak plagiat, dan gak cuma tulisan aja (ada gambar dan videonya)
  2. Adab berkomunitas
    • Tetap ikuti aturan komunitas
    • Jangan lupa memberi setelah menerima ilmu
    • Kenalan sama membernya, minimal foundernya
  3. Adab blogwalking
    • Komentar jangan asal-asalan, minimal panjang komentar lima kalimat
    • Gak boleh ninggalin link hidup di kolom komentar
    • Kritik lewat japri aja
    • Jangan lupa balesin komentar
  4. Adab terhadap haters
    • Tetep santai dan jangan kebawa emosi
    • Jadiin instrospeksi diri
    • Jangan jadi loyo, ya!
  5. Adab saat mengikuti blogger gathering, blogger coaching, atau blogger event
    • Jangan jam karet
    • Tunjukin respek ke pengundang
    • Ikuti rangkaian acara dengan baik
    • Siap belajar (jangan jumawa dengan ilmu yang sudah dimiliki)
    • Jalin komunikasi
  6. Adab terhadap klien
    • Selalu berkomunikasi dengan sopan
    • Jaga rahasia
    • Jangan lost contact
  7. Adab terhadap diri sendiri dan keluarga
    • Jangan lupa sama kebutuhan diri sendiri
    • Inget kebutuhan keluarga
    • Tetap bahagia, ya! 
Soal manajemen waktu, aku sendiri belum jago nih. Sementara ini aku ikuti dua konsep: skala prioritas dan pengingat.
  • Dengan skala prioritas aku buat susunan apa yang aku kerjakan duluan. Misalnya untuk hari ini aku harus masak dan bersih-bersih dulu sebelum jam 9 pagi. Atau aku kerjain blog dulu habis subuh, jam 4 pagi, terus masak-masak jam 6 pagi.
  • Reminder ini perlu dan harus dalam bentuk tulisan dan alarm. Jadi biasanya aku tulis di reminder HP apa yang harus aku kerjakan hari ini. Alarm berfungsi biar aku inget kalau aku harus mulai ngerjain, gak ada alesan lagi. 
Tulisan ini open ended, ya. Aku akan dengan senang hati menerima masukan apapun tentang cara atau tips menjadi bloger yang baik, karena seorang bloger yang baik adalah orang yang mau terus belajar. Semangat!

Ilma Purnomo (Mama Razin)
Ibu rumah tangga yang kadang belajar hal baru, menulis, memasak, atau ngajar anak. Saat ini tinggal di Seattle, Amerika Serikat.
Lebih baru Terlama

Related Posts

6 komentar

  1. Go go go.. aku juga mengawali ngeblog karena suka nulis aja hehehe. Aku juga bersyukur ikut kelas kece bersama blogspedia.

    Summary buat tips adab2 di dunia perblog-an kannya oke punya harus sering dibaca ya biar kita nyantol diluar kepala

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coach kita kece banget berarti yaa (colek Mba Marita) wkwk

      Yup, setuju. Apal dan selalu dipraktekkan ;)

      Hapus
  2. Blog yang luar biasa, adab-adab sebagai blogger ternyata banyak juga ya. Seperti belajar kitab adab belajar dan mengajar. Thanks, Kak buat ulasannya. Izin save ya untuk adab-adabnya.

    BalasHapus
  3. Akupun jaman sekolah kalau guru ngajar sukanya gambarin buku wkwkwkwk jadi nostalgia bacanya. Anw, keren kak mediumnya dah banyak viewer ya? Keep inspiring ya ;) thanks untik reminder adabnya. Adab sebelum ilmu penting banget memang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku sampai masih nyimpen kertas2 yg aku cabut dari buku terus aku tulis2in cerita. Tapi lupa di mana wkwk

      Dulu sempet banyak viewernya. Tapi sekarang udah kyk ke reset ke nol lagi gara2 ga pernah update :'( Bener kata Mba Marita, harus rajin update blog heu

      Sama-samaa

      Hapus

Posting Komentar