Sobat Mamz, udah tau kan, di mana keluarga Mama Razin tinggal? Yup, saat ini kami tinggal di kota Chicago. Sebenernya posisi apartemen kami agak ke pinggir, nggak pas di pusat kotanya. Udah tau, apa yang terkenal dari kota Chicago?
Anginnya, yes. Makanya kota ini dapet sebutan The Windy City. Kalau soal pemandangan, kita bisa menikmati gedung-gedung pencakar langit dan bangunan-bangunan dengan arsitektur menarik. Untuk pemandangan alamnya, kota ini berada di pesisir danau Michigan. Jadi, ya, bisa sih liat air-air dan ada beberapa pantai berpasirnya.
Buat orang Indonesia yang pernah ke luar negri, pasti tau kalau di luar negri, cukup ke perpustakaan atau ke museum aja udah jadi wisata. Maksudnya gimana? Kalau di Indonesia, setau Mama Razin, kunjungan ke museum masih jarang dilakukan. Paling untuk alasan akademis, misalnya kunjungan sekolah. Masih jarang orang pergi ke museum untuk alasan wisata.
Apalagi perpustakaan, jarang dikunjungi orang. Mama Razin ingat pernah nyoba pergi ke perpustakaan daerah di kota Bandung. Lokasinya agak susah dicari. Perpustakaan itu memang di pinggir jalan besar, di Jalan Soekarno-Hatta tapi nggak ada penanda sama sekali dan bersebelahan dengan sekolah. Setelah masuk pun, sepi sekali.
Berbeda dengan di sini, museum dan perpustakaan cukup menjadi daya tarik warga sekitar maupun wisatawan. Alasannya, karena museum dan perpustakaan di sini bagus dan terawat. Bahkan ada tanggal gratis masuk ke museum bagi warga sekitar. Ada juga museum yang selalu gratis sepanjang tahun. Di perpustakaan pun sering digelar even. Jadi orang dateng ke perpustakaan nggak semata-mata baca buku aja. Eits, jangan salah, minat baca buku di sini cukup tinggi, bahkan dari anak-anak.
Sejak 4 Juli 2021, kota Chicago sudah membuka diri dan menyatakan kalau kota ini boleh menjalankan aktifitas normal layaknya sebelum pandemi. Warga Chicago sudah boleh main ke tempat indoor bahkan tidak memakai masker asalkan sudah vaksin dua kali. Mama Razin pun mulai memberanikan diri membawa anak-anak pergi ke museum.
Pada hari Jumat tanggal 16 Juli lalu, Mama Razin, Razin, dan Zayn, pergi ke Chicago Children's Museum. Perjalanan dari apartemen ke tempat ini memakan waktu hampir satu setengah jam naik bus. Waktu itu, kami pergi bertiga dan membawa satu stroller. Papa Razin tidak bisa ikut karena ia sedang bekerja dari rumah. Bisa dibayangkan, gimana hebohnya naik bus bawa dua anak dan satu stroller? Hihi
Sebetulnya, perjalanan naik bus di sini mudah dan nyaman. Mama Razin bisa masukin stroller ke bus karena supirnya nanti bakal menurunkan level pintu bus. Jadi tinggal dorong masuk, deh. Perjalanan sebenarnya di atas bus hanya sekitar satu jam. Nah, waktu 30 menit itu yang terbuang untuk nunggu datangnya bus. Mama Razin akui, meskipun udah pakai Google Maps, ada kalanya bus datang telat. Jadilah menunggu cukup lama di halte bus.
Saatnya kita kupas tuntas tentang museum ini, ya!
Tentang Chicago Children's Museum
Ternyata, tempat ini sudah mulai diinisiasi sejak tahun 1982, lho. Jadi, ada sebuah grup bernama Junior League of Chicago yang ingin menciptakan ruang bermain karena melihat kurangnya ruang seni bagi anak-anak di kota Chicago. Bersama beberapa kampus, mereka membangun Express-Ways Children's Museum, yang sekarang dikenal sebagai Chicago Children's Museum.
Lokasi museum ini di kawasan wisata Navy Pier. Itu, lho, yang ada bianglala raksasanya di pinggir danau kota Chicago. Museum ini berada di gedung yang bernama sama dengan museumnya. Tapi waktu masuk ke gedungnya, yang pertama Mama Razin lihat justru deretan restoran dan penjual suvenir. Setelah berjalan beberapa meter, barulah terdapat pintu masuk ke museum.
Museum ini hanya beroperasi pada hari Jumat, Sabtu, Minggu pukul 10 pagi sampai 6 sore dan tetep buka pada beberapa hari libur federal. Biaya masuk ke museum ini untuk anak-anak di atas satu tahun dan orang dewasa adalah $19/orang (setara Rp 276.000). Wuih, mahal, ya? Tenang, Mama Razin juga gak mau masuk ke museum kalau semahal itu. Haha
Jadi, museum ini juga punya program Museum for All. Untuk orang-orang yang mendapatkan bantuan makanan dari pemerintah, cukup bayar $3 (Rp 43.600) udah bisa masuk ke museum ini. Kebetulan keluarga kami termasuk kategori itu. Alhamdullah, cukup bayar ga sampai 50ribu seorang bisa masuk ke museum ini.
Untuk masuk ke museum ini, Mama Razin harus melakukan reservasi dulu di situsnya. Ada tiga pilihan waktu masuk, jam 10, jam 12:30, dan jam 3. Sekali masuk, kita bebas mau menghabiskan waktu berapa lama di sana. Setelah pilih waktunya, masukin jumlah orang yang berkunjung. Terus bayar biaya tiketnya pakai kartu kredit.
Sekali masuk ke museum, kita gak boleh keluar masuk. Di dalam pun gak boleh makan. Jadi ya, harus dipersiapkan sebaik mungkin, perut si kecil biar gak kelaperan pas main. Hihi
Pengalaman Berkunjung ke Chicago Children's Museum
Museum ini terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama khusus registrasi dan penyimpanan barang. Kita boleh memarkirkan stroller di sini. Tapi, kita juga boleh menggunakan stroller di dalam museum.
Naik ke lantai dua, kita akan disuguhkan dengan replika rangka dinosaurus. Tingginya mungkin mencapai 3 meteran. Juga terdapat mesin mekanik yang ketika kita putar tuasnya, seluruh mesin akan bergerak.
Di lantai dua juga ada arena seluncuran. Anak kecil harus diawasi ketat oleh orang tua jadi orang tua juga harus ikutan main seluncuran. Sedangkan Mama Razin kan ngegendong Zayn juga, sayangnya, dilarang main seluncuran sambil gendong anak (ya iyalah, kan bahaya).
Nah, yang paling Razin seneng dari arena bermain di lantai dua adalah replika truk pemadam kebakaran dan arena mobil-mobilan. Namanya juga anak cowok, sukanya sama truk. Bolak-balik Razin masuk ke truk pemadam kebakaran ini.
Di arena mobil-mobilan, terdapat puluhan track mobil dan ratusan mobil kecil. Bisa dibayangkan kayak mobil hotwheels dan track-nya yang terbuat dari kayu. Seru!
Naik ke lantai tiga lebih banyak lagi permainan seru. Mulai dari rumah pohon, playground bayi, hingga building blocks buat anak-anak yang lebih tua.
Wah, ini sih harusnya dibuat vlog, ya! Sayang, Mama Razin udah cukup kerepotan bawa dua anak. Belum sempet buat video. Haha. Mudah-mudahan lain waktu bisa buatin videonya.
Wah... Keren ya Museumnya Mama Razin... Kapan2 Bikin Vlognya ya...
BalasHapusHehe harus belajar ngedit video dulu nih XD
HapusKlo liat museum2 di luar negeri itu keren2 banget yaa...smoga di Indonesia jga bsa begitu yaa suatu saat nti
BalasHapusAamiin mudah-mudahan :D
Hapus