Ilma Hidayati Purnomo

Empatiku terhadap Mbak Heni

Sebelum masuk ke pembahasan Mbak Heni, boleh aku curhat dulu? 

Aku lagi gak semangat ngeblog. Sempet down karena ikut 3 lomba di bulan Oktober dan gak lolos sama sekali. Ditambah kedua anakku sakit pilek secara bersamaan. Juga tiba-tiba dapet tawaran content placement dari Sosiago. 

Job ini ngedadak banget. Aku daftar Sosiago cuma karena mau ikut lomba blog meskipun pada akhirnya aku ga jadi submit. Seneng sih dapet tawaran untuk pertama kalinya sepanjang sejarah ngeblog, tapi jujur, agak tertekan juga. 

Baiklah, mari kita ngobrolin soal Mbak Heni. Yeay! Sekarang saatnya aku membuat pemetaan apa yang Mbak Heni rasakan dalam empathy map

Empathy map

Pola pikir dan perasaan Mbak Heni

Mbak Heni ini orangnya cukup perasa dan mudah merasa gak enakan sama temen. Kalau temen ngajak makan keluar, Mbak Heni cenderung gak bisa nolak meskipun sebenernya lagi ada deadline kerjaan. Nah, yang sedih, Mbak Heni jadi gampang makan ati kalau gilirannya ngajak temennya keluar, eh malah temennya nolak. 

Meskipun begitu, Mbak Heni suka introspeksi dan merefleksikan kejadian yang ia alami sebagai bentuk pendekatan diri kepada Ilahi. Juga berusaha mengingatkan diri sendiri bahwa ia harus bisa menyeimbangkan diri dalam membagi tenaga dan waktu untuk hal-hal di luar dirinya dan untuk kebahagiaan diri sendiri (bukan dalam artian yang egois, ya karena justru Mbak Heni ini orangnya sudah cukup banyak berkorban untuk orang lain sehingga kadang melupakan dirinya sendiri).

Sisi positifnya, Mbak Heni adalah orang yang setia kawan dan seorang sahabat yang selalu dapat diandalkan. Ia tak segan membantu orang lain yang membutuhkan.

Salah satu hal yang membuat Mbak Heni agak galau adalah kenyataan bahwa teman tak akan bersama selamanya, bukan dalam artian semua orang pasti meninggal dunia. Maksudnya, setelah tidak lagi satu sekolah atau tempat kerja, orang-orang yang dulunya dekat dengan Mbak Heni menjauh. Hal ini membuat Mbak Heni cukup sedih. Di sisi lain, ada juga orang-orang baru yang datang dan menjadi dekat dengannya yang membuatnya juga cukup bahagia.

Mbak Heni ini orangnya cukup polos dalam memandang dunia, jika tidak bisa dibilang naif. Aku lebih ingin mengatakan bahwa Mbak Heni adalah pribadi yang jujur dan melihat segala sesuatu seperti apa yang nampak. Padahal, manusia itu kompleks dan apa yang tidak ditampakkan setiap orang justru jauh lebih besar daripada yang nampak. Hal-hal semacam ini kadang mengusik pikiran Mbak Heni. Tapi pelajaran hidup dari renungan semacam ini yang membuat Mbak Heni menjadi lebih dewasa.

Hal yang membuat Mbak Heni khawatir sebetulnya hal yang umum dialami semua orang. Ketika mendapat kabar bahwa atasan tidak menyukai kinerjanya atau mendengar teman satu divisi yang akan segera dipecat, tentu muncul kekhawatiran akan terjadi hal buruk padanya. Ia yakin bahwa dirinya mampu tapi terkadang di satu titik juga menyadari, bisa jadi tempat terbaik baginya bukan di sana.

Seperti yang udah aku tuliskan di tulisan tentang persona, Mbak Heni bisa termotivasi dengan pujian kecil dari teman sejawat atau atasan. Ketika kinerjanya diakui atau teman Mbak Heni bisa memberikan waktu yang khusus baginya, ia merasa sangat bahagia. Atau ketika sedang merenung dan menyadari kenyataan bahwa dirinya telah banyak berkembang menjadi lebih dewasa, ia mulai bisa menilai dirinya lebih positif dan hal ini membuatnya bersemangat.

Penglihatan Mbak Heni

Ini bukan seberapa baik indera matanya, ya wkwk. Mbak Heni berteman dengan orang-orang yang sefrekuensi dengannya atau lebih tepatnya setipe. Lingkungan pekerjaan yang dinamis tapi pace nya tidak terlalu cepat. 

Di sekeliling Mbak Heni terdapat hal-hal biasa: diskusi pekerjaan kadang juga ngobrol soal hobi, seperti main game atau nonton KDrama. 

Mbak Heni berusaha memilikinya sudut pandang lain saat mengalami berbagai kejadian. Terutama sebagai upaya Mbak Heni untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. 

Mbak Heni besar di Jawa Timur sehingga budaya jawa kental sekali. Mulai dari bahasanya, sopan santun hingga cara memerlakukan orang lain. 

Keseharian Mbak Heni

Mbak Heni punya gaya bicara yang santai, kadang diselingi humor dan tawa ringan. Nadanya halus, khas orang Jawa Timur. 

Mbak Heni suka berdiskusi ringan tentang pekerjaan, drama yang baru ditonton, atau tempat baru untuk makan siang. 

Mbak Heni tertarik melakukan sesuatu jika hal itu relate dengannya.

Dalam sehari-hari, Mbak Heni bersikap bersahaja dan bersahabat. 

Impian Mbak Heni

Mbak Heni punya impian untuk bisa berkeliling Indonesia dan mengunjungi beberapa negara di luar negri. Ingin bisa naik haji. Ingin bisa lanjut sekolah lagi. Intinya ingin melakukan sesuatu yang memberikan pengalaman yang berbeda. 

Indikator kesuksesannya adalah ketika ia mampu menunjukkan kepada orang-orang bahwa ia bisa melakukan banyak hal dan ia sendiri bangga terhadap pencapaiannya. 

Makna sukses baginya adalah bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekelilingnya dan istiqamah dalam beribadah. 

Permasalahan Mbak Heni

Dalam menggapai cita-citanya, kadang Mbak Heni merasa ragu. Kadang ada juga halang dan rintangan seperti pekerjaan yang mengikat dan tidak ada dana serta waktu. Kadang Mbak Heni juga merasa kerdil terhadap cita-citanya. 

Yang membuat Mbak Heni frustrasi adalah ketika ia tidak bisa menerima kenyataan yang tak sesuai harapan. Ia hanya harus rela melepaskan. 

Pendengaran Mbak Heni

Teman-teman Mbak Heni menilai Mbak Heni adalah orang yang baik, namun belum sampai ke tahap spesial. 

Pemimpin Mbak Heni merasa kinerja Mbak Heni masih oke, meskipun kadang ada yang harus dikoreksi. 

Mbak Heni menyukai podcast islami dan motivator. Kadang juga ngedengerin musik galau. 

Ia menyukai influencer yang memotivasi dan membuat Mbak Heni lebih dekat dengan Allah swt. 

Kira-kira begitulah kehidupan sehari-harinya Mbak Heni. Hehe

Ilma Purnomo (Mama Razin)
Ibu rumah tangga yang kadang belajar hal baru, menulis, memasak, atau ngajar anak. Saat ini tinggal di Seattle, Amerika Serikat.

Related Posts

Posting Komentar