Anak kedua kami lahir di tanah perantauan, negeri Paman Sam, dua tahun lalu saat pandemi masih menghantui. Sebagai keluarga muslim, tentu kami ingin anak kami diaqiqahkan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Hanya saja, situasi yang mendesak membuat kami menunda rencana aqiqah putra kedua kami. Lalu, bagaimana akhirnya kami memutuskan rencana aqiqah untuk anak yang lahir di luar negri?
Awal tahun 2020 kami mendapat kejutan yang luar biasa dari Sang Maha Pencipta. Di tengah usaha kami beradaptasi dengan kehidupan di luar negri dan mengurus batita tanpa dukungan fisik dari keluarga besar, Allah swt. titipkan satu lagi amanah di tengah keluarga kecil kami. Saat itu, kami mempersiapkan kepulangan saya ke tanah air untuk melahirkan buah hati. Namun, rencana kami harus berubah total oleh karena kehadiran pandemi.
Ketika kota tempat kami tinggal mengalami lockdown, kami mulai gelisah. Jangankan untuk pulang ke Indonesia, pergi ke klinik untuk memeriksakan janin saja tidak bisa. Hal yang lebih mencemaskan adalah ketidakpastian kapan kondisi seperti itu akan berakhir. Kami sampai di titik pasrah, semoga Allah swt. menjaga janin ini dengan baik tanpa kami harus memantau keadaannya. Kalaupun nanti telah tiba saatnya melahirkan, kami cukup pergi ke ruang gawat darurat di rumah sakit terdekat.
Hari demi hari, peraturan yang berkaitan dengan interaksi antar manusia semakin melonggar. Akan tetapi, memulangkan saya ke Indonesia untuk melahirkan bukan perkara mudah. Ada karantina selama beberapa hari hingga dua pekan, belum lagi persyaratan melahirkan di rumah sakit yang tidak sederhana. Juga, kecil kemungkinan suami akan diberikan izin cuti dari kampus. Saya tidak yakin mampu melakukan perjalanan udara selama sehari lebih dalam kondisi hamil tua ditambah membawa balita.
Akhirnya, kami memantapkan hati untuk tetap tinggal di sini. Memberangkatkan orang tua juga bukan opsi yang gampang. Orang tua suami belum pernah naik pesawat sama sekali, apalagi bepergian ke luar negri. Orang tua saya masih terikat kerja dengan perusahaan. Kami pun melewati peristiwa penting ini dengan dukungan teman-teman sesama orang Indonesia di sini.
Alhamdulillah, kami mampu melewatinya. Berbekal pengetahuan mengasuh anak pertama, kami ternyata bisa merawat bayi baru lahir ini. Hanya saja, ada satu hal yang mengganjal di hati saya. Bagaimana prosesi aqiqah untuknya? Jangankan dalam kondisi pandemi, di luar itu pun, agak sulit mencari informasi aqiqah di kota kami tinggal. Hati kami kurang mantap untuk melaksanakan aqiqah kalau bukan dilaksanakan di tanah air.
Hingga dua tahun berlalu, kami belum juga menyelenggarakan syukuran kelahiran buah hati kami. Ayahnya belum punya kesempatan untuk pulang ke kampung halaman. Saya mencoba mencari tahu, memangnya berapa lama aqiqah boleh ditunda? Apakah ada batas waktu penyelenggaraan aqiqah?
Aqiqah dan Hukumnya
Menurut bahasa, aqiqah berarti memotong atau memisahkan. Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian aqiqah menurut istilah salah satunya menyembelih kambing pada hari kelahiran ketujuh seorang anak. Beberapa hadits yang membahas tentang aqiqah adalah:Dari Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy, dia berkata : Rasulullah bersabda : “Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” [Shahih, Hadits Riwayat Bukhari (5472)]
Dari Samurah bin Jundab dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda :
“Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” [Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838]
Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” [Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (2/31, 158, 251)]
Menurut hadits di atas, yang dilakukan dalam aqiqah adalah menyembelih kambing, menyingkirkan gangguan (mencukur rambut bayi), dan memberi nama anak. Para sahabat Nabi juga memiliki kebiasaan mentahnik bayi, yaitu dengan membawa bayi ke hadapan Rasulullah lalu beliau akan mengunyah kurma sampai halus dan mengambil sedikit dari mulutnya untuk kemudian diusapkan di langit-langit bayi.
Hukum aqiqah menurut kalangan Syafi'i dan hambali adalah sunah muakkad, yaitu amalan yang sangat dianjurkan.
Tuntunan Pelaksanaan Aqiqah
Kambing yang akan disembelih untuk pelaksanaan aqiqah memiliki beberapa syarat. Pertama, usia kambing 1 tahun atau bisa dengan domba berusia 6 bulan, boleh jantan ataupun betina. Kedua, hewan aqiqah harus bebas dari cacat: (1) buta sebelah matanya dengan buta yang jelas, (2) sakit yang terlihat jelas, (3) pincang yang tampak jelas, dan (4) sangat kurus sampai tidak punya sumsum tulang. Terakhir, jumlah aqiqah untuk bayi laki-laki adalah dua ekor kambing, sedangkan untuk bayi perempuan adalah satu ekor kambing.
Kambing yang disembelih sebaiknya dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan. Keluarga yang menyelenggarakan aqiqah boleh memakan sebagian dagingnya.
Hikmah Aqiqah
1. Gadai anak tuntas ditebus
Seperti yang disampaikan dalam hadits Rasulullah saw. bahwa semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya. Maksud hal ini menurut Imam Ahmad adalah pertumbuhan anak atau pembelaan (syafaat) anak terhadap orang tuanya di akhirat nanti akan tertahan apabila anak tersebut belum diaqiqahkan.
Pendapat lain dari ulama yang menganut mazhab Hanafi, anak tergadai dengan aqiqahnya dari mendapatkan keselamatan dan kepuasan orang tua dalam menikmati hadirnya anak di tengah-tengah mereka. Kita bisa mengandaikan anak itu masih tergadai dan belum ditunaikan aqiqahnya, sehingga jaminan terbebas dari mara bahaya masih tertahan.
Jujur saya pribadi juga kadang merasa kurang menikmati mengurus adik Z. Saya menduga, salah satu penyebabnya karena masih tergadai dengan aqiqahnya. Setelah mempelajari lebih lanjut perkara aqiqah, rasanya ingin bisa menyegerakan aqiqah untuk anak kedua kami.
2. Bentuk rasa syukur
Meskipun anak adalah amanah, kehadiran anak juga bisa menjadi sumber kebahagiaan dan ladang pahala bagi orang tua. Seperti termaktub dalam Q. S. Al-Kahfi:46, anak adalah perhiasan dunia. Akan tetapi, anak yang shaleh juga menjadi amalan tak terputus bagi orang tuanya. Tidakkah hal ini cukup bagi kedua orang tua untuk memanjatkan syukur kepada Sang Pencipta yang sudah menetapkan kepada siapa Ia akan memberikan anak laki-laki ataupun perempuan?
Suami saya mengakui sendiri, di tengah kesibukan sebagai mahasiswa doktoral, kehadiran anak justru membantu ia melepas penat. Kala penelitiannya mandeg, ia memilih bermain dengan anak-anak untuk mengistirahatkan pikiran supaya bisa berpikir lebih jernih. Anak-anak adalah hiburan yang mampu menenangkan tekanan di pikirannya sehingga ia bisa fokus kembali untuk menemukan solusi risetnya. Hal ini juga melandasi keinginan kuat kami untuk segera mewujudkan penyelenggaraan aqiqah untuk adik Z.
3. Mempererat silaturahmi
Saya ingat betul suasana perayaan syukuran apapun di desa tempat orang tua suami tinggal, Trenggalek, Jawa Timur. Karena saya tinggal di kota Bandung sejak kecil dan tinggal di area kompleks, melihat betapa guyubnya lingkungan kampung suami membuat saya nyaman. Rupanya, hal ini salah satunya disebabkan oleh budaya syukuran yang meriah sehingga silaturahmi setiap warga di kampung ini menjadi begitu erat.
Saat melaksanakan aqiqah anak pertama kami, saya ingat betul betapa banyak tetangga mertua yang membantu proses memasak dan menyiapkan sajian. Sebagai ibu yang baru saja melahirkan, saya mendapat curahan perhatian dari tamu yang datang, ditambah mereka juga biasanya membawa bingkisan. Kemeriahan rumah mertua menjadi penambah kebahagiaan di hati kami yang baru saja dikaruniai buah hati.
Lain waktu ketika saya menghadiri acara aqiqah di rumah saudara mertua atau tetangga, saya merasa seperti orang yang sudah dikenal lama. Mereka tak sungkan mengajak berbincang meskipun ada keterbatasan bahasa, bahkan membantu saya mengasuh anak saya ketika makanan sudah disajikan, supaya saya bisa makan dengan leluasa. Keramahtamahan seperti ini saya yakini adalah resep terbaik untuk merawat silaturahmi dengan saudara dan tetangga.
Batas Waktu Pelaksanaan Aqiqah
Mengingat besarnya hikmah yang akan kami dapat apabila melaksanakan aqiqah bagi anak kedua, kami mulai bertanya-tanya apakah ada batas waktu dalam melaksanakan aqiqah. Pasalnya, pada sebagian besar hadits mengenai aqiqah disebutkan bahwa pelaksanaan aqiqah adalah pada tanggal ketujuh hari kelahiran bayi. Beberapa pendapat bahkan menyatakan bahwa anjuran aqiqah sudah gugur apabila sudah melewati masa itu. Betapa sedih hati ini jika tidak lagi bisa melaksanakan aqiqah anak kedua kami.
Setelah membaca banyak sumber, termasuk di situs Aqiqah Nurul Hayat, ternyata tidak ada batasan waktu pelaksanaan aqiqah bahkan orang dewasa pun bisa melaksanakan aqiqah. Memang beberapa ulama mengatakan pelaksanaan aqiqah dilakukan di hari ketujuh, ke-14, atau ke-21, atau kapanpun selama anak belum memasuki akil baligh.
Lalu, bagaimana dengan orang dewasa yang sewaktu kecil belum diaqiqahkan oleh orang tuanya? Beberapa sumber mengatakan bahwa aqiqah hanya dibebankan kepada orang yang bertanggungjawab atas anak tersebut, seperti orang tua, wali, kakek, paman atau siapapun yang mengasuhnya dahulu. Namun, dulu Rasulullah pernah melaksanakan aqiqah untuk dirinya sendiri. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan aqiqah cukup fleksibel, apalagi mengingat kondisi keluarga kami yang memang saat itu belum memungkinkan. Wallahu a'lam bishawab.
Aqiqah di Tempat Kelahiran Anak atau di Tempat Tinggal Orang Tua?
Mengenai tempat pelaksanaan aqiqah, kami juga perlu mencari jawaban apakah harus dilaksanakan di tempat kami tinggal saat ini atau boleh dilaksanakan di Indonesia. Beberapa ulama memang mengalami silang pendapat mengenai di mana harusnya pelaksanaan aqiqah dan apakah orang tua boleh melakukan transfer uang saja lalu meminta saudara yang lain untuk melakukan aqiqah.
Sebetulnya, tidak ada persyaratan aqiqah harus dilaksanakan di tempat anak berada tapi lebih ditekankan pelaksanaannya di tempat orang tuanya tinggal. Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini.
1. Orang tua merasa mendekatkan diri (bertaqarrub) kepada Allah swt. dengan menyembelih
2. Orang tua bisa meyakinkan bahwa hewan sembelihan sudah memenuhi syarat
3. Orang tua yakin bahwasannya hewan itu disembelih atas nama Allah
4. Orang tua bisa ikut menikmati daging aqiqah
"Pah, nanti titip aqiqah adik Z waktu pulang ke Indonesia, ya!"
Alhamdulillah, setelah tiga tahun lamanya tidak bisa pulang ke tanah air, suami saya punya kesempatan untuk berlibur di kampung halaman meskipun saya dan anak-anak tidak bisa ikut karena anak pertama kami sudah mulai bersekolah. Bulan September nanti, suami saya akan berada di Indonesia selama satu bulan, insyaAllah. Itu sebabnya, saya titipkan kepadanya untuk melaksanakan aqiqah untuk putra kedua kami.
Sekarang, permasalahannya adalah kami memerlukan aqiqah yang efisien dan sesuai syariat karena suami tidak punya banyak waktu selama pulang ke tanah air. Ia harus segera kembali ke tanah perantauan untuk melanjutkan studinya. Kami pun tidak ingin terlalu merepotkan keluarga besar kami dalam pelaksanaannya. Alhamdulillah, kami mendapati Aqiqah Nurul Hayat sebagai solusinya.
Aqiqah Nurul Hayat, Aqiqah Keluarga Indonesia
Sebagai keluarga Indonesia yang tinggal di luar negri, saat melakukan riset lembaga pengelola aqiqah, kami mencari lembaga yang sudah dipercaya oleh banyak keluarga di Indonesia. Pasalnya, kami tidak ingin ketika menggelar acara aqiqah dalam waktu persiapan yang singkat nantinya, kami justru mendapati kekecewaan. Setelah membaca berbagai review, Aqiqah Nurul Hayat ternyata sudah melayani puluhan ribu aqiqah keluarga Indonesia setiap tahun dan memberikan pelayanan yang memuaskan.
Tidak heran, karena Aqiqah Nurul Hayat merupakan pelopor aqiqah siap saji di Indonesia yang sudah beroperasi hampir 20 tahun lamanya, banyak keluarga Indonesia yang mempercayakan pelaksanaan aqiqah buah hati mereka kepada Aqiqah Nurul Hayat, tak terkecuali dari kalangan artis. Hal ini menjadi bukti bahwa Aqiqah Nurul Hayat pantas menyandang gelar Aqiqah Keluarga Indonesia.
Aqiqah Nurul Hayat sudah hadir di 60an kota se-Indonesia. Menariknya, harga paket disesuaikan dengan kota masing-masing dengan yang termurah mulai dari satu jutaan rupiah! Terjangkau sekali, bukan?
Mau yang praktis? Aqiqah plus nasi kotak sudah berisi beragam menu di dalamnya. Mulai dari sate, sambel goreng kentang ati, hingga gule lengkap dengan acar, sambal, kerupuk, dan buah. Semua boks nasi siap antar. Tugas kita benar-benar hanya tinggal membagikan ke tamu yang hadir atau tetangga.
Untuk pemesanan pun cukup mudah. Kita bisa menghubungi lewat WA sesuai tempat tinggal kita. Betul-betul, inilah pengelola aqiqah praktis yang kami perlukan. Teman-teman punya pengalaman seupa? Jangan lupa bagikan di kolom komentar, seperti apa pelayanan Aqiqah Nurul Hayat. Saya jamin, pasti memuaskan.
Aqiqah, Sarana Bertemunya Keluarga yang Terpisah Jarak
Kami berharap, aqiqah anak kedua kami menjadi penguat keluarga kami yang saat ini tinggal di luar negri dengan seluruh keluarga besar kami yang tinggal di Indonesia. Berkumpulnya keluarga mengingatkan saya dengan perayaan Hari Keluarga Nasional yang jatuh pada tanggal 29 Juni 2022 lalu. Usut punya usut, sejarah perayaan hari ini berkaitan dengan berkumpulnya kembali keluarga-keluarga yang terpisah.
Indonesia memang sudah memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1945, tetapi kondisi di lapangan nyatanya belum kondusif. Banyak orang yang belum bisa berkumpul dengan keluarganya kala itu. Melalui perjuangan yang panjang, akhirnya Pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan Republik Indonesia secara utuh pada 22 Juni 1949. Seminggu kemudian, pada tanggal 29 Juni 1949, para pejuang kembali ke keluarganya masing-masing. Tanggal itu menjadi landasan perayaan Hari Keluarga Nasional.
Hari perayaan ini diprakarsai oleh ketu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) era Presiden Soeharto, Haryono Suyono. Gagasan itu disetujui oleh presiden. Kemudian, Hari Keluarga Nasional mulai dirayakan sejak 29 Juni 1993.
Mengingat perayaan Hari Keluarga Nasional, saya berharap, pulangnya suami ke Indonesia menjadi jembatan terhubungnya silaturahmi dengan banyak keluarga yang akan ia temui. Juga, dengan rencana kami menggelar aqiqah di Indonesia akan mendekatkan hubungan silaturahmi dengan sanak saudara dan tetangga di sekitar rumah orang tua kami. Saya memohon doa atas kelancaran perjalanan suami saya dan prosesi aqiqah yang akan kami lakukan kelak. Kami percaya penuh dengan Aqiqah Nurul Hayat yang menjadi fasilitator. Aqiqah Nurul Hayat memang penyedia Aqiqah Keluarga Indonesia terbaik!
Sumber:
https://aqiqahnurulhayat.com/seputar-aqiqah
https://www.aqiqahhajiandi.com/tag/pengertian-aqiqah-dan-hukumnya/
https://sahabataqiqah.co.id/5-hadits-tentang-aqiqah-dalam-islam/
https://umroh.com/blog/hukum-aqiqah/
https://konsultasisyariah.com/23725-makna-anak-tergadaikan-dengan-aqiqahnya.html
https://www.fadhilaaqiqah.com/aqiqah-di-tempat-anak-lahir-atau-di-tempat-tinggal-orang-tua/
Alhamdulillah, ketiga anak saya sudah saya aqiqah saat umur 7 hari. Semoga jadi anak sholih/ sholikha ya....
BalasHapusAqiqah Nurul HAyat memang spesial ya... amanah dan lezat
Semoga Lancar proses akikahnya nanti ya mbak. Sehat-sehat ya adik Z. Dan suami juga diberi kelancaran saat pulang ke Indonesia. Aqiqah Nurul Hayat emang recommend Buat aqiqah keluarga Indonesia
BalasHapusAlhamdulillah, ibadah aqiqah jadi semakin mudah kalau ada seperti ini. Orang tua ga perlu ribet, namun anak bisa tetap tertunaikan haknya, yaitu aqiqah
BalasHapusWah kita samaan nih mbak Ilma. Anak kita pas lagi masa pandemi juga ya lahirannya.
BalasHapusDan aku juga pakai nurulhayat alhamdulillah
Sangat nggak mudah melahirkan anak di perntauan mbak. I've been there. Tapi bs ya bertahan sampai d titik itu. Keren mbaaa :) anyway, ak merasakan betul skg mudah mau aqiqah. Dengan adanya NurulHayat yg terjamin sahnya untuk aqiqah. Nggak perlu repot lagi buat ngurus a-z. Tinggal tunggu aja beres.
BalasHapus