Salah satu hal yang aku persiapkan ketika akan ditinggal suami pulang kampung adalah rencana kegiatan bersama anak. Aku tahu pasti karakter anak-anakku yang biasanya susah tidur kalau energi mereka tidak cukup terbuang. Akhirnya, aku mulai mencari berbagai info event dan hari gratis masuk museum di Chicago.
Beruntung, bulan September ini, Shedd Aquarium mengadakan hari gratis masuk museum untuk penduduk Illinois. Terdapat 11 hari yang bisa dipilih, hari Senin-Rabu setiap minggunya. Dengan semangat aku membagikan informasi ini di Instagram story hingga akhirnya janjian pergi dengan Mbak Lien, mahasiswa S3 Islamic Study asal Jogjakarta.
Apa itu Shedd Aquarium?
Seperti namanya, tempat ini adalah rumah bagi segala jenis hewan yang hidup di air maupun di dua alam. Berdiri sejak 1930, Shedd Aquarium berada di kawasan Museum Campus, dekat dengan jantung downtown Chicago. Gedung seluas empat hektar ini menampung 32000 binatang. Shedd Aquarium menjadi salah satu fasilitas akuarium indoor terbesar di dunia.
Tiket masuk Shedd Aquarium adalah $40 untuk orang dewasa ($20 untuk penduduk Chicago) dan $30 untuk anak usia 3-11 tahun ($15 untuk penduduk Chicago). Tiket harus dipesan secara online.
Nah, berhubung harga tiket masuk yang mahal banget buat kami, jadi kami menunggu Illinois Free Days. Kalau lagi hari bebas biaya masuk museum, kami cukup bayar fee $3 untuk satu reservasi (bisa buat satu keluarga).
Perjalanan Kami ke Shedd Aquarium
Berhubung free days hanya hari Senin-Rabu, aku pilih waktu kunjungan jam lima sore supaya Razin bisa ikut sepulang sekolah. Hari Rabu 14 September kemarin, aku jemput Razin di sekolah sekitar jam 3:20. Kami mengendarai mobil ke apartemen Mbak Lien dan memarkirkannya di sana.
Sekitar jam empat, kami menunggu di halte bus di jalan E 55th St & S Hyde Park Blvd. Tiga puluh menit menanti bus nomor 6, barulah kami bisa naik bus yang dipadati orang. Saking padatnya, orang-orang berjubel berdiri di dalam lorong bus. Karena aku membawa anak kecil, kami dipersilakan duduk, tetapi stroller yang kami bawa harus dilipat.
Kami sampai di Shedd Aquarium tepat jam lima sore. Di bagian luar, ada staf yang bertugas mengecek reservasi dan ID. Masuk ke dalam, tas kami di inspeksi. Lalu kami berjalan ke sebuah aula yang besar.
Karena sejak masuk ke gedung kami tidak melihat peta, kami bertanya ke meja informasi. Ternyata kami cukup mengunduh aplikasi Shedd Go yang tersedia di App Store maupun Play Store. Bersyukur, di dalam gedung juga tersedia wifi gratis.
Kali ini aku bisa jalan-jalan dengan lebih santai karena ada Mas Jamal yang bantu bawa tas berisi kebutuhan emak-emak dan kadang bantu dorong stroller, juga ada Mbak Lien yang ajak aku dan anak-anak ngobrol. Berasa banget nikmatnya ada orang yang bantu meringankan bebanku sebagai temporary single mom karena biasanya kuurus semuanya sendirian.
Keseruan di Dalam Shedd Aquarium
Kami mulai petualangan kami di Main Level. Di lantai paling atas ini, kami menikmati deretan akuarium mulai dari ukuran kecil hingga ukuran besar lengkap dengan informasi setiap spesies penghuninya di layar tablet di depan akuarium. Setidaknya ada lima tema akuarium di sini: Amazon Rising, Oceans, At Home on the Great Lakes, Islands and Lakes, dan Rivers. Ternyata ada spesies ikan-ikan asal Indonesia juga, lho!
Sebetulnya, tempat ini sangat cocok bagi anak yang sudah cukup besar dan bisa belajar berbagai macam ikan. Pasalnya, informasi yang diberikan sangat detail. Nah, berhubung aku ke sini dengan dua balita aktif yang maunya lari ke sana-ke mari, aku hanya bisa menikmati pemandangan ikan-ikan itu sekelebat saja. Biasanya, aku perhatikan betul suatu spesies ikan kalau Mbak Lien menyebut keanehan ikan itu.
Sejujurnya, waktu aku nulis blogpost ini, aku sudah tidak ingat detail kegiatan yang aku lakukan karena jeda antara pergi ke Shedd Aquarium hingga punya waktu untuk menyelesaikan draft lumayan lama. Kami pun hanya mengikuti flow di dalam gedung untuk melihat apa saja yang dipamerkan. Justru yang lebih menarik adalah perbincanganku dengan Mbak Lien seputar kebiasaan anak-anak, pola asuh kami, hingga komentarnya soal aku yang ditinggal sendirian oleh suami.
Sebelum masuk ke gedung sebetulnya aku punya ekspektasi bisa melihat terowongan di dasar kolam seperti di Sea World di Jakarta. Ternyata akuarium paling besar pun hanya berupa setengah ruangan yang full kaca akuarium, setengahnya lagi dinding beton.
Akhirnya, kami memutuskan pulang sekitar jam delapan malam. Setelah menunggu bus nomor 6 selama setengah jam dan perjalanan dengan bus sekitar 20 menit, kami sampai di halte dekat tempatku memarkirkan mobil. Zayn sudah tidur, sedangkan Razin masih terjaga meskipun selama perjalanan Razin jalan kaki (tidak naik stroller).
Kalau mau lihat secuplik keseruan kami di Shedd Aquarium, silakan tonton reel ini, ya!
Posting Komentar
Posting Komentar