Setelah kesulitan mencari tempat makan yang rata-rata tutup lebih cepat, ternyata mencari hotel pun tidak mudah! Mulanya, kami hanya bergantung pada Google Maps untuk mencari penginapan berdasarkan harganya. Kami pun mengunjungi salah satu hotel dengan tag harga mulai $47.
Ketika kami datangi, lobi itu sepi. Aku pun hanya bisa bertemu dengan resepsionis melalui jendela terpisah istilahnya night window. Di sini, aku bisa melihat resepsionis melalui kaca. Hanya terdapat lubang kecil di sana. Cuma cukup buat nyelipin kertas. Mungkin ini untuk alasan keamanan.
Aku bahkan harus menunggu tempat yang kosong itu beberapa saat hingga staf hotel kembali. Rupanya, di sana hanya tersedia kamar hotel berisi 2 Queen Beds dengan harga $135. Langsung balik kanan, jalan deh ...
Dalam keadaan lelah dan ngantuk serta anak-anak mulai rewel, kami harus mencari hotel dengan baik dan benar. Di dalam mobil, suamiku mulai menggunakan aplikasi hotel.com untuk mencari hotel. Kali ini kami bisa melihat informasi hotel yang ingin dikunjungi dengan baik. Mulai dari lokasinya, jenis kamarnya, beserta harga totalnya (termasuk pajak).
Kami pun bergerak menuju Red Roof Hotel. Seperti biasa, meskipun perjalanan kami diarahkan oleh Google Maps, suamiku tetap memberi tahu di mana aku harus belok. Eh lah dalah, tinggal belok ke hotel aja, salah belok. Cuma beda 50m ada belokan lagi. Kami kira belokan itu bisa mengantarkan kami ke hotel. Rupanya, itu adalah jalan masuk ke interstate (:
Setidaknya dibutuhkan waktu 20 menit untuk kembali ke belokan yang benar. Namanya juga masuk jalan tol, harus masuk, ikut arus, keluar, dan cari jalan yang benar.
Sampailah kami di parkiran hotel. Kami baru sadar kalau mau check in hotel pasti perlu identitas sedangkan kami tidak bawa paspor sama sekali. Beruntungnya aku bawa SIM (ini pasti aku bawa kalau nyetir mobil, kok). Jadinya, kalau mau masuk hotel, aku yang urus juga.
Saat aku menuju ke night window, aku menunjukkan jenis kamar hotel yang aku inginkan di smartphone suamiku. Lalu resepsionis itu bilang, "Kalau kamu mau harga yang sama kayak di app, kamu harus pesan di sana. Kalau kamu pesan di sini, harganya $81" Padahal di aplikasi hanya $72.
Jadilah aku kembali ke mobil, reserve di aplikasi dulu. Ternyata kalau udah pesan, aku cukup ngasih ID-ku ke resepsionis dan ada satu hal yang bikin aku terkejut, ternyata driving license-ku bisa dipindai! Waw ... canggih! (maafkan aku katro)
Tempat Penginapan Malam Pertama
Sumber: Booking.com |
Red Roof Hotel di Louisville, Kentucky ini termasuk hotel bintang dua. Kami memesan kamar dengan 1 King Bed. Bisa dibilang, kamar hotelnya standar banget: cuma bisa buat numpang tidur dan mandi. Enggak ada kulkas, microwave, juga hair dryer, tapi ada setrika dan mejanya. Penghangat ruangan juga kurang berfungsi. Tidak juga disediakan breakfast.
Setelah lelah berkendara, aku memutuskan mandi air panas untuk melemaskan otot. Lalu aku mencoba tidur di satu kasur untuk empat orang (aku, suamiku, dan dua balita). Aku baru bisa tidur sekitar jam 11 malam.
Jam 1 malam, aku terbangun. Aku mendengar suara alarm mobil yang berbunyi. Refleks aku membangunkan suamiku, apakah itu mobil kami? Karena mobil kami diparkir di lantai bawah tapi tepat menghadap kamar kami yang berlokasi di lantai dua. Aku diminta menekan tombol remot. Ternyata bukan mobil kami karena bunyi alarm mobil masih berbunyi.
Jam 3.30 aku kembali terbangun. Kali ini suamiku juga bangun karena mau membuat keputusan akan ke mana kami di pagi harinya. Tiba-tiba saat kami sedang berdiskusi, kami mendengar suara letusan mirip senjata api. Dor dor dor dor! Terdengar dekat sekali dengan hotel. Mendadak rasa takut menyeruak membuat kami ingin tarik selimut lagi.
Pagi harinya, aku terbangun karena kasur di sebelah tempat tidurku basah total. Rupanya, popok sekali pakai yang dipakai anak keduaku tidak terpasang dengan benar. Alat kelaminnya keluar dari sisi popok membuat pipisnya mengalir bebas ke kasur sedangkan popoknya tetap kering (:
Kesimpulan Perjalanan Hari Pertama
Pada Kamis 24 November 2022 kami sudah melintasi dua state baru: Indiana dan Kentucky. Total waktu perjalanan kami dari Chicago menuju Indianapolis hingga sampai di Louisville, Kentucky adalah 5 jam dengan satu kali berhenti di rest area. Total jarak yang kami tempuh 298 miles (sekitar 480 km). Kalau dianalogikan, kayak perjalanan Bandung ke Salatiga, Jawa Tengah. Kalau di Indonesia, dibutuhkan waktu tempuh 6 jam (kata Google Maps, gak tau betul apa enggak).
Dalam satu hari ini kami menghabiskan $40 untuk bensin, $32 untuk makan, dan $72 untuk penginapan. Totalnya $144 (sekitar Rp 2.220.000).
Sebenarnya nyetir selama 5 jam itu tidak terlalu berat buatku. Kebetulan di mobilku ada mode cruise control. Jadi, aku bisa atur mobil itu bergerak dengan kecepatan 60mph. Kakiku tidak perlu menginjak rem atau pedal gas. Mode cruise control di mobilku juga responsif. Artinya, kalau mobil di depanku mengurangi kecepatan, mobilku juga otomatis mengurangi kecepatan. Tentu saja ini cukup mengurangi beban otot yang kugunakan. Aku cukup memastikan stir mobil tetap pada jalurnya (yang kebanyakan jalurnya ya, lurus aja kalau lagi di interstate).
Rencana Perjalanan Selanjutnya
Masih ingat awal mula kami berencana pergi ke Mammoth Cave? Dari tempat kami menginap, sebenarnya hanya diperlukan 2 jam perjalanan lagi. Setelah itu, rencananya, kami akan berkunjung beberapa rumah teman di Carbondale dan Champaign, Illinois, dalam perjalanan pulang.
Namun, suamiku berubah rencana. Ia ingin melanjutkan perjalanan hingga Georgia. Bahkan ia berkali-kali mencandai aku, "Wah, kita bisa sampai Florida, nih!" Padahal, untuk sampai Georgia saja diperlukan perjalanan sejauh 6 jam (melewati Kota Atlanta). Ia masih cukup yakin kami bisa melakukan perjalanan lebih jauh dari itu. Sedangkan Mammoth Cave bisa kami kunjungi dalam perjalanan pulang.
Yo wis, sebagai supir, aku manut saja. Pada Hari Jumat, 25 November 2022, kami berangkat dari hotel pukul 10an waktu setempat. Kami cukupkan makan sarapan dengan buah dan roti yang kami bawa. Beruntung, anak-anak merasa cukup diberi makan seperti itu saja.
Aku pun melakukan check out hotel. Berhubung ini pertama kalinya aku melakukan check in dan check out hotel, aku pikir akan diberi surat atau receipt apa gitu ketika mengembalikan kunci. Nyatanya, aku cuma ditanya "Anything else?" Aku jawab enggak. Ya udah gitu doang, gak ada dikasih apa-apa.
Kami awali perjalanan dengan beli bensin seharga $37 (di sana harga bensin $3.7/gallon). Mohon maaf ya, aku akan mencatat harga bensin sedetail ini karena ternyata harga bensin di setiap kota itu berbeda. Supaya lain waktu kalau aku road trip lagi, bisa sekalian merencanakan di mana baiknya beli bensin dengan harga murah.
Setelah berkendara selama satu jam, aku mengintip layar monitor di dashboard mobil. Lho, kok kayak baru nyetir 5 menit? Rupanya baru saja terjadi pergantian zona waktu lagi.
Nyetir selama 2,5 jam lagi, kami sampai di Murfreesboro (daerah di pinggir kota besar), Tennessee, setelah melewati Nashville (ini kota besarnya). Kami sengaja mencari masjid di sekitar sini. Lagi-lagi ketika mau belok masuk ke masjid, malah salah ambil belokan. Terlalu cepat 50 m, justru masuk ke parkiran gereja di sebelahnya. Beruntung kali ini kami tidak perlu puluhan menit untuk mencari jalan yang benar.
Islamic Center of Murfreesboro. Sumber: Wikipedia |
Berhubung aku sedang berhalangan, aku masuk masjid cuma ikut ke kamar mandi aja sambil momong anak kedua. Tadinya aku mau ajak dia main perosotan di luar gedung. Rupanya di dalam masjid ada children's room, ruangan khusus berisi mainan.
Di sana aku bertemu dengan sesama muslim keturunan Kuwait. Keluarga besarnya tinggal di Nashville, kota sebelahnya Murfreesboro. Berbincang-bincanglah kami hingga aku lupa waktu.
Tiba-tiba suamiku muncul dengan anak pertama kami. Ia berkata ia sudah menungguku dan sudah selesai shalat dhuhur sendiri, enggak menunggu jamaah. Ia bilang kalau sebenarnya harusnya kami segera keluar karena ia punya jadwal online meeting. See? Bahkan di hari libur pun dia tetap punya jadwal "ngobrol" sama profesornya.
Saat berjalan ke parkiran, ada seorang bapak-bapak dari dalam mobil berhenti dan bertanya apakah kami sudah akan pulang. Kami bilang, kami cuma lewat. Si bapak itu agak bingung. Dan sekarang, saat aku menulis blogpost ini, aku juga jadi bingung. Itu kan Hari Jumat, bukannya harusnya suamiku Jumatan?
Meeting di Depan Toko
Berhubung kami belum makan berat, kami melipir dulu ke Subway terdekat. Beli dua roti isi yang besar seharga $27. Kami makan di dalam mobil dan tak lupa mengisi ulang botol air minum. Oh tentu saja, itu aku lakukan sembari menunggu suamiku melakukan zoom meeting di dalam mobil.
Rupanya bukan kami saja yang haus. Tangki bensin mobil kami pun tinggal setengahnya. Apa boleh buat, saatnya isi bensin lagi. Kali ini aku hanya menghabiskan $15 (dengan harga $2.8/gallon). Nah kan, harga bensin sudah beda hampir $1 dengan kota sebelumnya.
Jadi, sebenarnya tujuan road trip kami itu ke mana? Penasaran? Baca lanjutannya, ya!
Posting Komentar
Posting Komentar