Apakah kamu percaya kalau kemampuan apapun yang dirasa tidak cocok dengan kepribadian kita, sebenernya bisa kita lakoni dengan baik asalkan tahu tips-and-trick-nya? Saya kasih satu contoh hack buat kamu yang grogi kalau bicara di depan umum. Tips ini memang terasa konyol tapi sangat efektif untuk mendongkrak kepercayaan diri saat berbicara, yaitu kita anggap semua orang yang menyimak sebagai... kucing yang lucu dan menggemaskan!
Gimana? Mulai merasa lebih berani, kan? Mungkin kamu akan menaruh kepercayaan 100% sama saya setelah saya beberkan semua tips berbicara di depan umum untuk orang yang lebih nyaman menulis. Cekidot ...
1. Persiapkan dengan Nyaman
Izinkan saya mendeklarasikan diri: saya menjadi blogger karena saya lebih nyaman mengemukakan pendapat dalam bentuk tulisan. Terus, kalau diminta berbicara di depan umum, bagaimana? Menolak begitu saja? Tidak semudah itu, Ferguso ...
Ada kalanya saya harus mempresentasikan program kerja di komunitas menulis. Kebayang kalau itu saya lakukan dengan menulis. Bagaimana cara menjawab pertanyaan dari para anggota supaya efektif? Tidak ada cara lain kecuali berbicara di depan umum lalu melakukan sesi tanya jawab.
Situasi ini bukan sesuatu yang nyaman bagi saya. Itu sebabnya persoalan public speaking harus saya persiapkan dengan nyaman, bukan hanya sekedar dengan baik dan matang. Salah satu cara untuk memastikan kenyamanan kita saat berbicara adalah dengan membuat skenarionya.
Tujuan kita adalah untuk memastikan nantinya saat kita bicara, keadaan itu dalam kendali kita atau paling tidak kita sudah mengantisipasi keadaan yang tidak menyenangkan. Kita mulai dengan menyiapkan materi yang akan kita bicarakan. Kita tulis sedetail mungkin bahkan kalau perlu jokes yang akan kita lontarkan juga ditulis.
Selanjutnya, kita bayangkan berapa orang yang akan hadir dan bagaimana respon mereka secara keseluruhan: apakah akan sering memotong pembicaraan di tengah jalan atau menyimak hingga selesai. Terakhir, bayangkan ketika kita diberikan pertanyaan. Apa yang perlu kita lakukan jika stuck? Adakah yang membantu atau bagaimana cara menyampaikan permohonan maaf dengan sopan.
2. Bersahabat dengan Cermin
Selain memastikan kita tahu medan pertempuran, berlatih sampai bosan adalah jalan ninja. Kita bawa kertas-kertas teks naskah yang sudah kita susun sedemikian rupa di tahap sebelumnya ke depan cermin. Kita lakukan simulasi sampai kita yakin bisa berbicara dengan lancar sekalipun tanpa naskah.
Kenapa harus di depan cermin? Supaya kita juga bisa kontrol wajah saat menyampaikannya. Bukankah salah "pasang muka" juga menjadi salah satu hal yang membuat tidak nyaman? Bagaimana kalau penonton kita menyadari kesalahan kecil ini lalu membuat lelucon atas kita?
3. Menulis Ulang dan Proofreading
Teks naskah tadi mungkin terlalu panjang kalau kita bawa ke depan khalayak ramai, terutama jika presentasi yang kita lakukan secara luring. Setelah berlatih sekian lama, memori kita sudah membentuk poin-poin penting yang perlu disampaikan. Inilah saatnya kita membuat notes kecil atasnya. Sekalian ini menjadi ajang uji coba seberapa jauh otak kita bisa menyederhanakan teks yang tadinya panjang menjadi kata kunci yang sederhana.
Kalau ada waktu yang cukup, kita juga bisa minta seseorang yang cukup dekat untuk menonton kita berbicara. Harapannya supaya kita dapat masukan baik secara materi maupun pembawaan kita. Bisa dibilang, kalau dalam dunia kepenulisan, ini mirip dengan proofreading.
4. Berdoa, Berdoa, Berdoa
Menjelang hari-H, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan kecuali memasrahkan diri kepada Yang Kuasa. Tujuannya supaya kita bisa rileks, tenang, dan menanggap tugas ini hanyalah hal biasa. Kita akan berbicara kepada sesama manusia yang mengerti bahasa kita dan sebenarnya hanya sedang kita ajak komunikasi. Selain itu, kita juga perlu memohon kelancaran supaya lidah tidak kelu dan apa yang kita sampaikan bisa dipahami dengan baik.
5. Teknis Hari-H
Kita sudah memaksimalkan persiapan public speaking kita dengan memanfaatkan kemampuan terbaik kita, yaitu menulis. Now, it's time to rock 😎
Pertama, usahakan jangan telat datang ke acara. Kepagian lebih baik. Jadi kita punya waktu untuk mengatur napas, merilekskan pikiran, dan latihan-latihan kecil.
Kedua, gunakan pakaian yang nyaman. Jangan sampai menggunakan pashmina yang helaian kainnya turun terus dan menuntut kita untuk memperbaikinya setiap lima menit, misalnya. Ini bisa mengurangi fokus.
Ketiga, jangan sungkan untuk minta izin minum. Sakit tenggorokan karena kebanyakan ngomong bagi orang yang tidak terbiasa ngomong banyak memang penyakit yang cukup umum. Lebih baik mencegah daripada tidak bisa lanjut ngomong karena suara berubah seperti nenek lampir.
Terakhir, anggap semua penonton adalah sesuatu yang lucu dan menggemaskan. Bisa kucing, boneka, atau monyet yang konyol. Setidaknya ini membantu kita tidak terlalu grogi.
Penutup
Bagaimana? Sudah merasa lebih nyaman setelah mengetahui tips berbicara di depan umum untuk orang yang lebih nyaman menulis? Atau kamu punya tips lainnya? Yuk ikuti lomba blog yang diadakan oleh Gandjel Rel. Siapa tahu tulisanmu keluar jadi juara!
Posting Komentar
Posting Komentar